Jumat, 29 Juni 2012

Amalan di bulan Ramadhan


Amalan di bulan Ramadhan

  •  Taraweh
Adalah shalat sunnat yang dilakukan khusus hanya pada bulan ramadhan. Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama’ dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat". Waktu pelaksanaan shalat sunnat ini adalah selepas isya', biasanya dilakukan secara berjama'ah di masjid.
 Fakta menarik tentang shalat ini ialah bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam hanya pernah melakukannya secara berjama'ah dalam 3 kali kesempatan. Disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam kemudian tidak melanjutkan pada malam-malam berikutnya karena takut hal itu akan menjadi diwajibkan kepada ummat muslim.
Dari Aisyah bahwa Rasulullah s.a.w. pada suatu malam (di bulan Ramadhan) mendirikan sholat, lalu datang orang-orang pada berikutnya (ingin sholat bersama beliau). Kemudian datanglah malah ketiga atau keempat dan orang-orang pun sudah berdatangan, namun beliau tidak keluar. Saat pagi datang beliau bersabda:
"Aku telah melihat yang kalian lakukan, dan aku tidak keluar karena aku takut sholat itu nantinya diwajibkan kepada kalian". (H.R. Muslim)
Didalam shalat tarawih ini, Rasul Saw hanya memberikan contoh tuntunan dan tidak memberikan batasan dalam jumlah raka’atnya. Hal tersebut tentunya memberikan kebebasan, kelonggaran kepada umatnya untuk menentukan sendiri pilihannya dengan melihat kondisi dan kemampuan sendiri, apakah ia mampu melaksanakan dengan 11 raka’at atau 23 raka’at atau bahkan dengan 39 raka’at.
Dengan demikian, ini adalah merupakan rahmat bagi umatnya, Allah
telah berfirman didalam Al-Quran :
 “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya” (Qs. Al-Baqarah : 286)


  • Tadarus
  Bulan Ramadhan dinamakan juga dengan bulan Al-Quran. Dan diantara sebab mengapa bulan Ramadhan dinamakan Bulan Barkah ialah karana dalam bulan itulah Al-Quran diturunkan.  Dan kalau kita disuruh untuk berzikir kepada Allah, zikir yang paling tinggi nilainya ialah membaca Al-Quran.  Membaca Al-Quran boleh dilakukan dengan secara membaca sendiri dan boleh pula secara bergiliran, seorang membaca dan yang lain menyimak.  Usahakanlah agar dapat mengkhatamkan Al-Quran (30juz) paling kurang satu kali dalam bulan Ramadhan. Menurut Rasulullah (s.a.w), bahawa puasa dan Al-Quran kelak pada hari Kiamat akan dapat memberi syafaat kepada kita setelah mendapat izin Allah.
 
  • Iktikaf pada 10 Ramadhan terakhir
  Hadis Riwayat Bukkhari dan Muslim :  Dari Aisyah RA bahawa Nabi SAW selalu beriktikaf pada sepuluh terakhir daripada bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah, kemudian (diteruskan sunnah) i'tikaf sesudahnya oleh para isterinya.

Hadis Riwayat Bukkhari dan Muslim : Dari Syafiyyah RA bahawa Nabi SAW selalu beri'tikaf di masjid pada 10 malam terakhir dari bulan Ramadhan.  Aku datang menziarahinya pada waktu malam, dan di sisinya ada beberapa orang isterinya.

Makna I'tikaf :
Makna I'tikaf ialah berada dalam masjid dengan tujuan untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah Azza Wa Jalla. Adapun i'tikaf 10 terakhir bulan Ramadhan ialah : Berdiam diri di dalam masjid bermula daripada petanghari 20 Ramadhan hingga ke malam Idul Fitri dengan niat i'tikaf dan tidak keluar dari masjid kecuali kerana sebab-sebab yang dibolehkan seperti buang air, makan dan sebagainya.
Dalil-dalilnya :
Firman Allah :Janganlah kamu campuri mereka itu sedang kamu beri'tikaf dalam masjid (Al-Baqarah : 187) 

Hukum I'tikaf :
Hukum I'tikaf terbahagi dua :
I'tikaf Sunat : I'tikaf yang dilakukan oleh seorang muslim semata-mata dengan tujuan untuk mendekatkan dirinya kepada Allah, mengharapkan ganjarannya dan mencontohi perbuatan Rasulullah
I'tikaf wajib : i'tikaf yang diwajibkan oleh seseorang keatas dirinya (nazar), apakah dengan nazar Mutlak atau nazar muallaq. contoh nazar mutlak : wajib keatasku i'tikaf sekian hari karana Allah Taala.  Contoh nazar muallaq : jika Allah sembuhkan penyakit anakku ini, maka aku akan i'tikaf sekian hari. 
 
  • Bersedekah
Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari bulan Ramadhan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu dermawan. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh kepada umat Islam untuk menjadi orang yang dermawan serta pemurah.
Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi orang-orang yang tidak terpanggil hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah.

Keutamaan bersedekah.

1. Sedekah dapat menghapus dosa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)

2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia yang mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah:
رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه
“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)

3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ما نقصت صدقة من مال وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا
“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)
Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim, An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”

4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.”(Qs. Al Hadid: 18)
 
5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.
من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي في الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من أهل الصلاة دُعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة
“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)

6. Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة برهان
“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)
An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu shadaqah dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran imannya)”

7. Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‏إن الصدقة لتطفىء عن أهلها حر القبور
“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)

8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual-beli
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يا معشر التجار ! إن الشيطان والإثم يحضران البيع . فشوبوا بيعكم بالصدقة
“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”)

9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:
مثل البخيل والمنفق ، كمثل رجلين ، عليهما جبتان من حديد ، من ثديهما إلى تراقيهما ، فأما المنفق : فلا ينفق إلا سبغت ، أو وفرت على جلده ، حتى تخفي بنانه ، وتعفو أثره . وأما البخيل : فلا يريد أن ينفق شيئا إلا لزقت كل حلقة مكانها ، فهو يوسعها ولا تتسع
“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443)
Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan? Ada rasa senang, bangga, dada yang lapang setelah kita memberikan sedekah kepada orang lain yang membutuhkan.
Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang mengabarkan tentang manfaat sedekah dan keutamaan orang yang bersedekah. Tidakkah hati kita terpanggil?
 
Wallahu'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar