Kamis, 28 Juni 2012

Kisah seorang ibu merawat anaknya yang menderita Dementia (hilang ingatan).



Seorang ibu merawat anaknya yang menderita dementia (hilang ingatan). (Dailymail)
BERITA TERKAIT

Dengan kesabaran yang mungkin sulit dibayangkan kebanyakan orang, Schielzeth yang kini berusia 104 tahun dengan tekun merawat Maria, sang putri yang berusia 87 tahun dan menderita dementia (hilang ingatan).

Secara harfiah, dia benar-benar selalu berada di sisi putrinya, yang selalu bertanya "Di mana Ibu?" setiap bangun tidur.

Diberitakan harian Daily Mail, Senin 18 Juni 2012, mereka melakukan segalanya bersama. Mereka sama-sama menyaksikan American Idol, Dancing In The Stars, serta bermain Bingo setiap malam. Film kesukaan keduanya pun sama, yaitu film animasi Happy Feet 2 dalam format tiga dimensi.

Untuk menjaga ketajaman ingatan putrinya, Schielzeth selalu mengajaknya mengobrol tentang berita yang aktual serta berulang kali mengingatkannya tentang banyak hal. Itulah yang menjadi rutinitas utamanya dengan Maria setiap hari.

Walau harus berjalan menggunakan alat bantu, namun kondisi Schielzeth tergolong sehat untuk wanita seumurnya. Dia tidak memerlukan alat bantu penglihatan walau pernah dioperasi katarak, dan pendengarannya juga masih tajam sehingga tidak perlu alat bantu dengar.

"Nenek saya benar-benar luar biasa sabar. Tidak pernah sekali pun nenek terlihat mengeluh atau bermuka masam jika sedang menghadapi ibu," demikian testimoni Albert Garcia, salah satu putra Maria.

Albert bersama saudaranya, James, masing-masing telah berkeluarga dan tinggal terpisah dari sang ibu. Kini, mereka hanya bisa mengandalkan sang nenek, yang telah berusia lebih dari seabad, untuk merawat sang ibu.

"Ibu sebenarnya merupakan pribadi yang ceria dan bersemangat. Namun kami benar-benar kehabisan cara menghadapi beliau jika dementianya sedang kambuh. Beliau akan terus-terusan menanyakan hal yang sama, dan hanya nenek yang sanggup menghadapinya," urai Albert.

Kesabaran luar biasa Schielzeth juga ditegaskan oleh Carol Festari, seorang perawat manula yang membantunya merawat Maria. Di matanya, relasi erat antara ibu dan anak yang sudah sama-sama uzur itu sangat luar biasa.

Merawat orang sebenarnya bukan hal baru bagi Schielzeth, yang sejak kecil telah terbiasa membantu ibunya mengasuh kesembilan saudaranya. Saat Maria menikah, Schielzeth memilih tinggal di seberang rumah putrinya supaya tetap dekat.

Luar biasa besar kasih yang dimiliki wanita yang lahir 1908 ini untuk putrinya. Schielzeth memilih berhenti bekerja sebagai penjahit dan beralih memberi dukungan moral bagi Maria, yang hancur lebur ditinggal suaminya berselingkuh.

Albert yakin, cinta sang nenek yang besar untuk ibunyalah yang membuatnya panjang umur. "Saya rasa nenek terus berusaha bertahan hidup karena tidak tega membiarkan ibu hidup sendirian," katanya. (umi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar